Perhitungan Harga Pokok Produksi Terhadap UMKM  Pempek Sikok Nak Duo : Apakah Profitnya Menjanjikan ? 

Perhitungan Harga Pokok Produksi Terhadap UMKM  Pempek Sikok Nak Duo : Apakah Profitnya Menjanjikan ? 

DIERA modernisasi sekarang ini tingkat persaingan di dunia bisnis sangat tinggi dan tidak dapat di hindari. Oleh karena itu Umkm harus pandai-pandai terus melakukan inovasi agar usaha yang yang di jalankan bisa terus survive dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki harga yang terjangkau oleh konsumen. 

Dalam perhitungan Harga Pokok Produksi (Hpp) Umkm Sikok Nak Duo di Pekanbaru perlu di analisis apakah profit yang di hasilkan sudah maksimal atau belum. 

Pempek Sikok Nak Duo merupakan usaha yang di dirikan pada tahun 2006 oleh Ibu Mastuti Akib, lahir di Palembang dengan usia saat ini 45 tahun. Pada awalnya hanya menggunakan gerobak untuk menjalankan bisnisnya. Jenis pempek yang di jual yaitu pempek telur, pempek lenjer (panjang), kapal selam, pempek kulit dan pempek adaan.

Pada saat ini Pempek Sikok Nak Duo dijalankan oleh keluarga Mastuti Akib yang terdiri dari ibu Mastuti Akib, suami dan 2 anaknya.Usaha ini berlokasi di Jalan Unggas No:59, Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru. Pempek Sikok Nak Duo terdiri dari 9 karyawan dan 1 juru parkir. 

Penjualan pempek ini dalam kondisi mentah yang dilakukan dengan sistem pesanan langsung baik dalam jumlah pesanan kecil atau besar seperti pesanan untuk acara pesta dan lain-lain.

Penjualan pempek Sikok Nak Duo  ini beroperasi setiap hari. Untuk pengembangan usaha pempek sikok Nak Duo selalu berusaha memperbaiki sistem operasinal baik dari segi produksi, pemilihan bahan-bahan berkualitas, perbaikan rasa yang meningkat dengan harga yang terjangkau.

Untuk membuktikan ketepatan analisis Harga Pokok Produksi dalam membuktikan profit atau tidaknya suatu UMKM yaitu dengan menentukan perhitungan dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik dan Total Biaya Produksi dari Pempek Sikok Nak Duo.

“Bahan baku dengan urutan yang paling tinggi hingga terendah adalah ikan, tepung tapioca, tepung terigu, gula merah, telur, cabe rawit, bawang putih, udang ebi, dan terakhir garam karena bahan tersebut merupakan bahan utama dalam pembuatan pempek,“ ujar Ibu Mastuti Akib selaku pemilik UMKM Pempek Sikok Nak Duo.

Terkait biaya tenaga kerja yang dikeluarkan setiap bulannya owner Pempek Sikok Nak Duo menuturkan kurang lebih sebesar Rp.27 juta dengan jumlah karyawan sebanyak 9 orang. 

Mastuti pemilik UMKM Pempek Sikok Nak Duo menuturkan dalam sehari bisa menjual rata rata sebanyak kurang lebih 150 porsi. Dan menu pempek yang paling diminati adalah pempek porsi yang dikenal juga dengan pempek campur dimana didalamnya ada pempek kapal selam, pempek kulit, pempek lenjer dan pempek adaan (pempek bulat) sebanyak 6 pcs/porsi dengan harga RP.24.000. 

Dalam sebulan UMKM Pempek Sikok Nak Duo memproduksi sebanyak kurang lebih 4.500 jenis pempek dengan total profit sebesar Rp.61,5 juta.

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berasal dari perhitungan data yang telah dikelola, sedangkan biaya overheadnya diambil dari hasil wawancara langsung dengan pemiliknya dengan perkiraan biayanya sebesar RP.5.000.000/bulan (biaya listrik).

Total biaya produksi dari perhitungan Harga Pokok Produksi pada UMKM Pempek Sikok Nak duo sebesar RP.52.241.000 yang didapat dari biaya bahan baku sebesar RP.20.241.000, biaya tenaga kerja sebesar RP.27.000.000, dan biaya overhead sebesar RP.5.000.000.

Jadi berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat kita ketahui bahwa Pempek Sikok Duo mendapatkan total profit RP.61.500.000 di dapat dari pendapatan sebesar RP.113.741.000 di kurangi dengan total biaya  produksi sebesar RP.52.241.000. 

Artinya UMKM Pempek Sikok Nak Duo mengalami profit yang menjanjikan dan berhasil survive meskipun banyak pesaing bisnisnya. Dapat peneliti simpulkan juga bahwa analisis perhitungan harga pokok produksi (Hpp) sangat baik digunakan pada Umkm yang ingin mengetahui apakah usaha yang dijalankan berhasil mencapai profit yang sesuai atau tidak.(IUD)

Berita Lainnya

Index